Mengapa Ibu Harus Bahagia?

Mubadalah.id – Dari kutipan tersebut proses perkembangan anak akan sangat berpengaruh jika ada di dalam keluarga yang harmonis, keluarga harmonis mulai dari ibu yang bahagia.

Setiap perempuan memiliki lima pengalaman khas yaitu menstruasi, hamil, melahirkan, nifas, dan menyusui, dan haid. karena itulah seorang wanita menjadi skala prioritas penting membutuhkan dukungan positif dari lingkungan sekitar.

“Mulai dari ibu hamil melahirkan menyusui dan proses membesarkan anak keadaan seorang ibu harus bahagia. pada dasarnya ibu bahagia keluarga akan bahagia,” ucap dr. Yuni Sp. A.

Ketika ibu dan anak bahagia akan memberikan energi positif kepada sang ayah, pola Asah, Asih, dan Asuh tidak lepas dari peran ibu.

Peran ayah dalam melaksanakan tugas pola Asah, Asih, dan Asuh ini harus selalu beriringan dan memberrsamai ibu. Di mana ibu menjalani hari dengan bahagia, maka akan menjalankan perannya dengan penuh suka cita serta stabilitas emosinya dapat terkontrol. Dia memberikan energi positif yang terserap pada anak yang mudah meniru apa saja yang sering anak lihat.

Hal tersebut akan berdampak besar dengan keberhasilan anak untuk memiliki pengelolaan emosi dengan baik di masa yang akan datang.

Gender, Ideologi dan Kekuasaan dalam Video “Menguak Sisi Lain Mentoring Poligami Berbayar”

Mubadalah.id – Dalam video dokumenter yang diunggah oleh akun Youtube Newsroom, pertama-tama video tersebut meliput satu seminar berbayar yang dipimpin oleh Coach Hafidin. Dalam seminar yang berdurasi selama 9 jam ini, semua pesertanya adalah perempuan, sebagian besar adalah perempuan yang suami mereka berpoligami.

Bahkan keikutsertaan para perempuan ini bertujuan agar mereka mendapatkan tips dan trik hidup bahagia dengan suami mereka yang berpoligami.

Sementara sebagian yang lain merupakan para perempuan muda yang ingin belajar dan mencari tau lika-liku berpoligami. Terlihat, satu doktrin yang terus ditekankan oleh Hafidin pada pesertanya adalah “ketaatan mutlak terhadap suami”. Hal tersebut terdengar pada ucapan Hafidin menit ke 2:50-3:20:

Hafidin mengatakan “Jadi, apapun yang diperbuat oleh suami, tetap kita happy. Karena apa? ‘Terserah kau lakukan apapun yang kau mau, hai suamiku. Fokusku hanya satu, yaitu memberikan yang terbaik kepada kamu. Apapun yang terjadi aku tidak peduli, yang penting apa yang bisa aku perbuat untuk suamiku, adalah yang terbaik’.”

Hafidin menambahkan “Berarti kalau suami tidak reaksi kepada kita, marah gak, perlu marah gak kita? Tidak perlu marah. Kenapa? ‘Karena saya berbakti kepada kamu karena ingin dapat pahala dari Allah’, bukan dari suami, ngapain”.

Copyright by https://mubadalah.id/gender-ideologi-dan-kekuasaan-dalam-video-menguak-sisi-lain-mentoring-poligami-berbayar/